a. Ciri khas : penyerpihan.
b. Pada satu atau dua sisi permukaan batu yang
berukuran lebih kurang satu kepala. hasil penyerpihan yaitu menunjukan berbagai
berbentuk seperti lonjong, segi empat segi tiga dan beberapa diantaranya
mempunyai bentuk pinggang.
c. Menurut C.F Gorman, penemuan alat-alat batu
paling banyak ditemukan dalam penggalian di pegunungan di batu kapur di daerah
Vietnam dibagian utara, yaitu didaerah Bachson pegunungan Hoabinh. bahkan di gua
Xom Trai ditemukan alat-alat batu yang sudah diasah tajam. Alat-alat batu dari
gua itu diperkirakan berasal dari 18000 tahun yang lalu. Kemudian dalam
pengembangannya, alat-alat batu tersebar dan berhasil ditemukan, hampir
diseluruh daerah Asia Tenggara, baik daratan maupun kepulauan, termasuk wilayah
Indonesia.
Hasil kebudayaan bascon-hoabinh di
Indonesia:
1. Kapak Genggam: Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera.
2. Kapak Dari Tulang dan Tanduk: Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, serta menangkap ikan.
3. Flakes: Flakes berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon.
Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan buruannya, mengiris daging atau memotong umbi-umbian. Jadi fungsinya seperti pisau pada masa sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di daerah-daerah lain seperti Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong (Jawa), Lahat (Sumatera), Batturing (Sumbawa), Cabbenge (Sulawesi), Wangka, Soa, Mangeruda (Flores).
1. Kapak Genggam: Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera.
2. Kapak Dari Tulang dan Tanduk: Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, serta menangkap ikan.
3. Flakes: Flakes berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon.
Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan buruannya, mengiris daging atau memotong umbi-umbian. Jadi fungsinya seperti pisau pada masa sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di daerah-daerah lain seperti Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong (Jawa), Lahat (Sumatera), Batturing (Sumbawa), Cabbenge (Sulawesi), Wangka, Soa, Mangeruda (Flores).
Teknologi pada kebudayaan bachson-hoabinh :
Pada zaman ini ditemukan beberapa jenis benda-benda hasil kebudayaan Bachson-Hoabinh antara
lain:
Pebble adalah jenis kapak genggam mesolithikum yang sering juga di sebut kapak sumatera.
Hache Courti (kapak pendek) yang mempunyai bentuk bulat dan panjang.
Batu gilingan kecil yang berfungsi menggiling makanan dan bahan pewarna untuk berhias.
Kapak proto-Neolithikum yang sudah halus
Pecahan tembikar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar