Jumat, 22 Juni 2012

kebudayaan dongson


DONGSON
Makin meningkatnya kehidupan social ekonomi manusia makavterjadi pula peningkatan bentuk kehidupan dari masa sebelumnya. Peningkatan ini terutama dalam hal pengolahan logam, khususnyaperunggu dan besi. Dengan peningkatan tersebut dapat disimpulkan bahwa telah terdapat kelompok masyarakat dengan pembagian kerja yang baik. Pembagian ini tidak hanya meliputi pembuatan dari logam, tetapi juga dibidang-bidang lain. Oleh karena itu masyarakat perundagian telah menampakkan ciri-ciri masyarakat yang teratur.
Pada zaman ini ditemukan beberapa jenis benda-benda hasil kebudayaan Bachson-Hoabinh antara lain:
a.       Pebble adalah jenis kapak genggam mesolithikum yang sering juga di sebut kapak sumatera.
b.      Hache Courti (kapak pendek) yang mempunyai bentuk bulat dan panjang.
c.       Batu gilingan kecil yang berfungsi menggiling makanan dan bahan pewarna untuk berhias.
d.      Kapak proto-Neolithikum yang sudah halus
e.      Pecahan tembikar
Pada kebudayaan bacson – hoabinh dan dongson masyarakat menganut kepercayaan berupa animisme (kepercayaan yang memuja arwah dari nenek moyang) dan dinamisme (kepercayaan pada benda-benda tertentu baik benda hidup maupun mati, bahkan juga benda – benda ciptaan yang mempunyai kekuatan gaib yang dianggap akan membawa pengaruh baik bagi masyarakat). Lukisan babi-rusa yang banyak ditemukan digua-gua diwilayah Leang-leang Maros. Usia lukisan itu diperkirakan 4 ribu tahun. Menurut penafsiran, diperkirakan lukisan tersebut adalah lukisan magis yang mempunyai tujuan tertentu.

Teknologi pada Kebudayaan Dongson :
a.       Tehnik Bivalve
b.      Tehnik bivalve atau tehnik setangkup adalah tehnik cetakan dengan menggunakan dua alat cetak yang dijadikan satu dan dapat ditangkupkan. Alat cetak itu diberi lubang pada bagian atasnya. Dari lubang itu dituangkan logam yang telah dicairkan. Apabila cairan itu sudah dingin, cetakan dibuka. Selesailah pengerjaannya. Cetakan setangkup ini dapat digunakan berkali-kali. Contoh dari hasil cetakan ini adalah nekara.
c.       Tehnik cetakan lilin (A Cire Perdue)
d.      Pembuatan barang dengan tehnik a cire perdue dilakukan dengan membuat model dari lilin terlebih dahulu. Lilin dibungkus dengan tanah liat dan bagian atasnya diberi lubang. Tanah liat kemudian dibakar sehingga lilin akan mencair dan keluar dari lubang yang telah dibuat. Tanah liat yang kosong tadi selanjutnya diisi dengan cairan perunggu. Setelah dingin dan kental, tanah liat pembungkus tadi dihancurkan. Cetakan ini hanya dapat dipakai sekali. Contoh dari hasil cetakan ini hanya untuk mencetak benda-benda kecil (arca-arca kecil).
e.      Benda-benda yang dihasilkan dari pengolahan logam pada zaman perundagian antara lain adalah nekara perunggu, kapak perunggu, bejana perunggu, arca-arca perunggu, dan perhiasan. Adapun benda-benda dari besi antara lain mata kapak, mata sabit,  mata pisau, mata pedang, cangkul dan tongkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar